Senin, 26 September 2016

CARA PENGENCERAN HIDROGEN PEROKSIDA



Sepertinya ini cuma posting yang cemen, tapi bagi orang-orang tertentu agak susah memahami cara mengencerkan larutan -seperti Hidrogen Peroksida misalnya- dari larutan yang pekat menjadi larutan dengan konsentrasi tertentu. Ada beberapa ketentuan yang harus anda usahakan jika hendak mengencerkan larutan. Ini tidak bisa tidak, sedapat mungkin anda mengusahakan.
  1. Gunakan air aquades untuk pengenceran, kalau gak tau aquades adalah air suling. Cara gampangnya tinggal pergi ke bengkel motor atau mobil bilang sama yang jaga bengkel beli air aki. ingat ya, air aki, bukan accu zuur (baca aki sir), biasanya tutupnya biru. kalau terpaksa gak ada juga pakai air yang tds-nya dibawah 20. (air tetesan ac bisa dipakai kalau kepepet)
  2. Tanyakan pada penjual, konsentrasi larutan yang dijual berapa. Dalam hal ini kadar H2O2 (hidrogen peroksida) yang ada di toko bahan kimia industri biasanya maksimal kadar 50%. (tolong koreksi kalau ada kesalahan)
  3. Gelas ukur, atau suntikan bekas juga bisa dipakai asal bersih. Fungsinya untuk mengukur biar akurat.

Langkah selanjutnya tinggal urusan matematika.

konsentrasi  awal X volume awal = Konsentrasi akhir X volume akhir

volume air yang dibutuhkan adalah volume akhir-volume awal

nah lo... puyeng?

Gini dah tak kasi short cut aja hitungan jadi untuk 100 ml ...

Untuk larutan 5% diencerkan dari kadar 50%  maka butuh:
  • 10ml peroksida 50%
  • 90ml air
Untuk larutan 3% diencerkan dari kadar 50% maka butuh:
  • 6ml peroksida 50%
  • 94ml air

Untuk kadar diluar 50% mending masukin ke rumusan, saya ambil general aja karena umumnya peroksida yang ada di pasaran untuk kimia industri adalah 50%.

Kadar 5% dan kadar 3% adalah kadar yang umum digunakan untuk mencuci luka ( desinfektan ).

Sekian share pengalaman saya mengencerkan larutan Hidrogen Peroksida. untuk kegunaan dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari akan saya lanjut di posting berikutnya.


Baca SelengkapnyaCARA PENGENCERAN HIDROGEN PEROKSIDA

Kamis, 21 April 2016

Karakteristik Tanaman Nepenthes

Sistem klasifikasi Nepenthes:

  • Divisi              : Magnoliophyta
  • Kelas              : Choripetalae
  • Ordo               : Nepenthales
  • Famili             : Nepenthaceae
  • Genus             : Nepenthes
  • Spesies           : Nepenthes sp.

Akar

Perakaran Nepenthes rata-rata kurus dan sedikit, terbenam hanya sampai kedalaman sekitar 10cm dari permukaan tanah. Akar yang sehat berwarna hitam dan "gemuk" atau tampak berisi. 
Fungsi dari akar Nepenthes lebih ke penyerapan air, dan bukan unsur hara mengingat Nepenthes tumbuh di lahan yang lembab namun miskin unsur hara.

Batang

Nepenthes memiliki batang dengan type memanjat (scandens), yaitu tipe batang yang tumbuh keatas dengan menggunakan penunjang, dan menggunakan sulur daun untuk berpegangan dengan batang penunjangnya.
Batang penunjang ini di habitat aslinya dapat berupa benda mati, ataupun tumbuhan lain.
Diameter batang tergolong sangat kecil, antara 3-30 mm dengan warna dan bentuk yang bervariasi tergantung jenis dari Nepenthes tersebut. Variasi warna batang adalah hijau, merah, ungu tua.

Daun dan Kantung

Daun pada nepenthes berfungsi seperti tanaman pada umumnya, berfotosintesis. Yang menjadikannya unik adalah modifikasi daun untuk membentuk kantung sebagai sarana mencerna serangga sebagai sumber nutrisi baik nutrisi makro maupun mikro.

Kantung Nepenthes dibedakan menjadi 3 jenis umum:
  1. Kantung Roset        : Jenis kantung yang keluar dari type daun roset
  2. Kantung Atas          : Keluar dari ujung daun bagian atas, memungkinkan serangga yang sedang terbang pun terperangkap. jenis kantung ini tidak memiliki sayap.
  3. Kantung Bawah      : Muncul dari utung daun bagian bawah, biasanya menyentuh tanah.Kantung memiliki sayap untuk tempat pijakan serangga agar dapat mencapai bibir kantung dan terperangkap.

Bunga dan biji

Nepenthes berumah dua, bunga jantan dan bunga betina terpisah pada tanaman yang berbeda. Berbentuk tandan atau malay, dan dapat dengan mudah dibedakan.
Warna bung kuning, bunga jantan yang masak pun serbuk sarinya juga berwarna kuning.

Di alam penyebaran biji dibantu oleh angin. buah berbentuk kapsul yang akan kering dan pecah saat matang. Biji sangat ringan dan berbentuk seperti rambut.
Baca SelengkapnyaKarakteristik Tanaman Nepenthes

Sabtu, 09 April 2016

Cara penanganan Drosera yang baru datang.

Drosera atau Sundew, banyak orang yang tertarik untuk menanamnya. Ada yang menanam dengan menyemaikan bijinya, ada yang langsung membeli tanaman drosera hidup yang bisa di beli lewat beberapa situs online.



Cara penanganan tanaman drosera yang dikirim Bareroot (sedikit media meliputi akar) adalah sebagai berikut:

  • Buka paket pelan dan hati-hati agar tidak merusak tanamannya.
  • Rendam semua bagian tanaman drosera (akar, batang, dan daunnya) kedalam air destilasi dengan ppm dibawah 50, misalnya air ro, air  minum kemasan merk vit atau amidis, air hujan, air ac, jangan memakai air kran ataupun air sumur karena tanaman bisa mati.
  • Rendamlah selama 15 menit sampai 1jam 30 menit.
  • Setelah direndam barulah dipindahkan ke media tanam drosera
  • Ikuti metoda perawatan tanaman drosera seperti biasanya.

Pada seminggu pertama adalah masa yang krusial dalam proses adaptasi drosera. Bisa dipastikan embun tidak diproduksi karena penyesuaian lingkungan. Embun ini adalah salah satu indikator penting untuk menentukan keberhasilan adaptasi tanaman drosera anda. Prinsipnya Drosera yang stress tidak meproduksi embun.

3-4 hari awal letakkan drosera di tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung (tempat teduh).
Setelahnya anda bisa mulai memperkenalkan sinar matahari secara bertahap, misalnya 3 jam penjemuran di sinar matahari pagi, dan bertahap semakin lama durasinya sambil tetap memperhatikan perkembangan adaptasi Drosera anda. Jika embun mulai muncul dipastikan tanaman anda sudah sukses beradaptasi.

Drosera dapat ditempatkan di sinar matahari langsung seharian jika sudah benar-benar beradaptasi. Beberapa Species dan varietas akan semakin merah warnanya jika intensitas cahaya makin banyak.

Hindarkan dari hujan. Drosera makin bagus jika terkena banyak sinar, tetapi pastikan hindarkan dari hujan.
Baca SelengkapnyaCara penanganan Drosera yang baru datang.

Minggu, 03 April 2016

PENGALAMAN MENYEMAI BENIH LAVENDER

Akhirnya tanaman lavender saya berhasil sprout juga. Setelah beberapa kali trial and error akhirnya ketemu juga cara yang bekerja untuk saya. Korban seeds yang tidak sprout lumayan juga sih.. sampai 2 ribuan butir, dan baru sukses 2 tanaman.




Beberapa keterangan awal yang mungkin perlu diketahui:

  • Saya tinggal di Yogyakarta kota, dataran rendah.
  • Rumah saya menghadap ke barat, jadi susah untuk dapat sinar matahari pagi.
  • saya juga jarang di rumah, jadi semaian saya tinggal di teras, dapat sinar matahari langsung sekitar jam 12 siang sampai sore hari.
  • saya semai pas musim penghujan, sering hujan jadi sinar matahari kurang maksimal.

Nah sekarang metode penanaman yang saya lakukan untuk menanam lavender dengan nama ilmiah  Lavandula Angustafolia ( Munstead Strain)
  • Saya memakai media semai rockwool yang dipotong ukuran 2x2x2.
  • Lubangi rockwool sekitar 3mm degan diameter lubang sekitar 3mm. 
  • Biji saya masukkan, lalu rockwool saya basahi.
  • Pembasahan awal2 smpai sprout saya memakai air biasa. 
  • Rak semai saya taruh di teras rumah, sesekali dibasahi tapi tidak sampai menggenang.
  • Seminggu menanti akhirnya sprout juga (dari 10 sprout 3)
  • Setelah agak besar (tapi belum ada daun sekunder) iseng2 saya siram media pakai nurtisi hidroponik daun (ppm sekitar 1000-1300) ternyata tanamannya kelihatan response baik sampai numbuh daun sekunder.
  • Karena kesibukan jadi jarang cek kelembaban media, 1 lavender wafat.
  • Setelah tumbuh daun sekunder lebih dari 5, saya pindahkan ke media tanam sekam bakar : kompos organik 1;1. Lletakkan rockwool begitu saja ke atas media tanam lalu  timbun lagi sampai rata permukaan rockwool dan sirami.
  • Sekarang sudah seperti yang saya upload gambarnya. kurang lebih umur 2 bulan (kalau tidak salah hitung)



Baca SelengkapnyaPENGALAMAN MENYEMAI BENIH LAVENDER

Kamis, 10 Maret 2016

tips murah meriah menghilangkan komedo di wajah

Komedo bukanlah hal yang asing untuk semua orang. Tidak terlalu mengganggu keberadaannya tapi bikin risih, dan mengurangi percaya diri juga. Sering kita secararutin ke salon untuk facial, membiarkan diri kita mengalami sakitnya dipecet- pencet mukanya sekedar untuk menghilangkan komedo yang mengganggu, yag notabene beberapa minggu kemudian datang lagi dan perlu di pencet-pencet lagi. Haduh kebayang sakitnya karena saya dulu juga mengalami.

Search cara menghilangkannya di pinterest, ada banyak cara yang disuguhkan, ada tinggal pilih saja yang mana. Untuk saya pribadi saya menemukan resep yang sudah saya pakai dan sudah terbukti efektif. Bahannya sederhana dan gak mahal, jadi layak untuk dicoba.

Bahan:

1 bagian baking soda
1 bagian pasta gigi (apa aja bisa)
2 bagian air

Cara:

  • Basahi wajah terlebih dahulu dengan menggunakan air hangat untuk membuka pori-pori.
  • campurkan semua bahan yang sudah saya tulis di ataspada mangkuk kecil.
  • Dengan memakai sikat gigi lama anda gosokkan dengan lembut pada area yang dirasa banyak komedonya. Ulangi jika dirasa perlu
  • Lakukan setiap hari sebelum tidur.
 Catatan: Maksudnya 1 bagian adalah jumlah yang kira2 volumenya sama. Tidak ada ketetuan volume pastinya, jadi di kira-kira saja.


Baca Selengkapnyatips murah meriah menghilangkan komedo di wajah

Senin, 07 Maret 2016

Drosera, tanaman Carnivora yang cocok untuk pemula

Drosera Burmanii
Drosera Senssilifolia
Drosera Spatulata
















 



Drosera paling cocok ditanam di tempat beriklim tropis. Namun ada juga beberapa spesies bunga dengan tentakel ini yang ditanam pada suhu dingin. Cahaya matahari dan air bersih adalah syarat utama menumbuhkan drosera. Baunya manis dan tentakel pada bunganya bermanfaat menarik perhatian serangga. Tentakel tersebut kemudian bergerak menangkap serangga yang mendekat untuk dimakan. 

Drosera sangat cocok ditanam oleh pemula, karena perawatannya yang tidaklah sulit, dan relatif gampang tumbuh.

CARA MENYEMAI BIJI DROSERA:
  •  Siapkan media. Pilihan media bisa full spaghnum moss atau spaghnum moss+perlite (50:50) atau spaghnum moss+pasir silica (50:50) 
  •  Sterilkan spaghnum moss dgn cara direbus sampai air mendidih. Setelah air mendidih,matikan api dan biarkan spaghnum moss sampai dingin. Kalau pakai perlite atau pasir silica,jangan direbus krn akan merusak tekstur perlite/pasir silica!. Dalam merebus,gunakan air yg kurang mengandung mineral (TDS di bawah 50PPM). --> langkah ini optional dan tidak mutlak harus dilakukan. 
  •  Campur spaghnum moss dan perlite/pasir silica sampai rata,tata ke dalam pot. 
  •  Tabur biji di atas media. Biji tidak perlu ditimbun!,cukup ditabur di atas media saja. 
  •  Siapkan nampan,letakkan pot ke dalam nampan. Isi air ke dalam nampan sampai mencapai 30% dari ketinggian media. Perlu diperhatikan,30% dari ketinggian media maksudnya: jika anda menggunakan pot dgn tinggi 12cm,lalu di dalam pot tersebut diisikan media setinggi 10cm. Maka air yg sebaiknya ada di nampan adalah setinggi 3cm (10cm x 30%). Perlu diperhatikam,gunakan air yg kurang mineral (TDS di bawah 50PPM). 
  •  Simpan pot+nampan yg sdh ditaburkan biji di tempat yg mendapat sinar matahari 50% dan bisa mendapat sinar untuk waktu selama mungkin (±6-7 jam). Perlu diperhatikan,semaian wajib dihindarkan dari hujan!!,sebab hujan akan membuat biji masuk ke dalam media. Jika biji sudah tertimbun masuk ke dalam media,maka kemungkinan besar akan gagal tumbuh!!. 
  •  Perhatikan air yang ada di dalam tatakan!.jaga jangan sampai tatakan kering. Upayakan tiap sore menambah air di dalam tatakan sampai mencapai ketinggian 30% dari ketinggian media. Jangan menambah air dgn cara menyiramkan dari atas media!,cukup siram air di tatakan saja. 
  •  Tunggu hingga biji berkecambah, dan jaga terus ketinggian air di dalam tatakan agar tidak kering.
  •  Biji biasanya akan mulai berkecambah di hari ke 18 – 21. Namun demikian, tidak menutup kemungkinan biji bisa tumbuh lebih cepat atau bahkan lebih lama hingga 2 bulan. 
  •  JANGAN MEMBERIKAN PUPUK UNTUK DROSERA DALAM KEADAAN APAPUN!!
Baca SelengkapnyaDrosera, tanaman Carnivora yang cocok untuk pemula

Senin, 08 Februari 2016

Cara memanen biji Tomat

Untuk mendapatkan biji Tomat yang baik tidaklah selalu dengan cara membelinya. Tomat adalah tanaman yang umum, dan buah yang matang dan segar dapat dengan mudahnya kita dapatkan. dari buah segar itulah kita bisa "memanen" biji tomat. Ada serangkaian proses memang untuk dapat memperoleh biji Tomat dengan kondisin terbaiknya sekaligus supaya biji tersebut lebih tahan saat disimpan.


Berikut cara untuk memanen biji tomat yang baik diambil dari sumber wikihow.

  1. Pilihlah tomat yang baik. Biji dari sebuah tomat biasanya akan menghasilkan buah yang hampir identik dengan buah asalnya. Jika Anda kebetulan mendapatkan tomat yang sangat lezat atau sangat segar dan ingin menanamnya nanti, potonglah dan simpanlah biji-bijinya. 
  2. Belah buah tomat tersebut. Gunakan pisau yang tajam untuk membelah buah tomat menjadi dua sepanjang garis tengahnya (sejajar dengan batang buahnya). Lakukan dengan alas talenan atau mangkuk sehingga Anda dapat dengan mudah menampung biji-biji dan air buahnya, untuk disimpan.
  3. Keluarkan bagian dalamnya dengan sendok. Gunakan sendok untuk mengeluarkan seluruh biji, air buah, dan daging buah tomat. Letakkan semuanya dalam sebuah mangkuk kecil atau cangkir.  
  4. Tambahkan air. Biji tomat harus melalui proses fermentasi terlebih dahulu sebelum dikeringkan, dan Anda dapat melakukannya dengan cara meletakkannya di bawah sinar matahari dalam kondisi terendam cairan. Lapisan jamur akan tumbuh pada biji-bijinya. Proses ini akan menghancurkan penyakit biji yang bisa mempengaruhi generasi tanaman selanjutnya. Tambahkan beberapa sendok makan air ke dalam wadah berisi biji dan daging buah tomat, dan tutuplah dengan plastik pembungkus. Buat beberapa lubang pada plastik agar ada sirkulasi udara. 
  5. Letakkan di bawah sinar matahari. Saat ini biji-biji tersebut memerlukan waktu untuk fermentasi. Letakkan wadah tertutup tadi di tempat yang hangat, paling baik di tepi jendela yang mendapatkan banyak sinar matahari. Letakkan di situ selama dua atau tiga hari. 
  6.  Bilas biji-biji tersebut. Setelah beberapa hari, Anda akan melihat bahwa air dan daging buah telah membentuk endapan yang mengapung di atas air, dan biji-bijinya telah tenggelam ke dasar wadah. Saat ini sudah terjadi, buanglah endapan yang ada di bagian atas, lalu tuangkan biji-biji bersama air ke dalam saringan. Bilas dengan air hangat, dan pastikan semua biji benar-benar bersih.
  7. Keringkan biji-biji itu. Setelah dibilas, sedikit goncang-goncangkan saringan untuk sebisa mungin menghilangkan sisa air yang ada. Setelah itu taruh semua biji di atas baki yang telah dilapisi dengan saringan kopi atau kertas minyak. Letakkan di suatu tempat di mana baki tersebut tidak akan tersenggol atau terkena sinar matahari langsung, dengan suhu sekitar 21 derajat Celsius. Gunakan jari Anda untuk menggeser biji-biji tersebut sehari sekali, untuk mencegah mereka melekat satu sama lain atau lengket dengan kertas alasnya. 
  8. Periksa biji-biji tomat itu. Ketika semua biji telah kering sepenuhnya saat disentuh dan tidak lengket satu sama lain, mereka sudah siap digunakan. Berhati-hatilah untuk tidak terlalu dini mengakhiri pengeringan, karena jika biji-biji itu masih lembab, mereka dapat terkena lumut, jamur dan bakteri yang dapat merusak.
  9. Sterilkan biji-bijinya. Mensterilkan biji membantu untuk membunuh penyakit dan bakteri yang mungkin ikut berkembang biak, dan membantu tanaman Anda untuk tumbuh lebih kuat dan berbuah lebih banyak saat ditanam di luar rumah. Rendam biji-biji tersebut dalam campuran 1 sendok makan cuka apel dan 946 ml air selama 15 menit.Keringkan kembali biji-bijinya. Ikuti langkah-langkah pengeringan yang telah dijelaskan sebelumnya, dengan menyebarkan biji-biji tersebut di atas baki selama beberapa hari untuk memastikan mereka benar-benar kering. Pisahkan biji-biji yang saling melekat dan jaga agar tidak lengket dengan alasnya menggunakan jari tangan Anda.
  10. Simpan biji-biji tersebut. Setelah Anda selesai mengeringkannya, simpanlah biji-biji tersebut dalam amplop kertas sampai Anda akan menggunakannya. Jangan menyimpannya di dalam kantong atau wadah plastik, karena ia tidak memiliki ventilasi udara yang cukup dan cenderung menumbuhkan bakteri dan lumut pada biji-biji yang disimpan. 
Sekilas cara ini terlihat rumit, tapi sebenarnya tidak serumit itu jika kita mengikuti setiap langkahnya. Selamat mencoba.
.

Baca SelengkapnyaCara memanen biji Tomat